Pages - Menu

Eko Prasetyo Murdi Utomo, Remaja Jawara Penghafal Hadits


Penampilan dan gaya pakaiannya seperti anak muda umumnya: sporty agak rock n’ roll. Meski demikian, remaja berusia 22 tahun ini adalah juara pertama hafalan hadits tingkat ASEAN.
Demikianlah Eko Prasetyo Murdi Utomo. Lelaki kelahiran Pontianak ini mengharumkan bangsa Indonesia setelah dinyatakan sebagai juara pertama lomba Hafalan Hadits Tingkat ASEAN, Musabaqah Amir Sultan bin Abdul Aziz Alu Suud ke-2, yang digelar di Jakarta pada akhir Desember 2009. Ya, Eko terpilih setelah bersaing dengan puluhan peserta yang rata-rata sudah berusia dewasa dan dari kalangan umum. Sementara Eko sendiri adalah mahasiswa tingkat 7, Fakultas Syariah Universitas Islam Bandung [UNISBA].
Alhamdulillah, berkat doa dan usaha juga saya bisa terpilih. Padahal diikutkan lomba saja saya sudah bersyukur. Saya sangat sangat berterimakasih kepada UNISBA dengan apreasiasinya yang cukup besar, hingga saya dapat beasiswa juga,” kata Eko ketika ditemui ALiF di food court sebuah mal elektronik di Bandung.

Sebagai Juara Pertama lomba tersebut, Eko mengaku mendapatkan hadiah uang 10.000 riyal dan mendapat undangan untuk bertemu keluarga Raja di Arab Saudi, yang kabarnya akan menggunakan pesawat pribadi. Sebelumnya, Eko juga pernah memenangi Juara ke-3 Hafalan Hadits Tingkat Nasional dan berhak mengantongi hadiah 600 dollar. “Waktu itu nggak nyangka juga dapat juara tiga. 

Bahkan pembimbing saya pun nggak yakin saya menjadi juara tiga. Alhamdulillah, hadiahnya saya gunakan untuk bayar kuliah, beli hape, dan mengirim uang buat ayah di Jawa,” ujar Eko.

Eko banyak menimba pengalaman ketika dia mengikuti lomba hafalan hadits, baik tingkat nasional, maupun ASEAN. Misalnya dalam persiapan lomba, dia harus menghafal banyak hadits dari beragam tema dan masalah. 

Menurutnya, tema yang paling susah dihafalnya adalah hadits seputar zikir dan doa-doa karena penjabarannya panjang dan lafadznya banyak yang sama. “Saya sebisa mungkin santai mempersiapkan hafalannya. Tapi kalau menghafalnya lebih dari 30 menit, saya nggak kuat. Mata saya lelah,” imbuh lelaki yang sering memakai kacamata tebal ini.

Selama masa perlombaan, Eko merasa senang bisa bertemu kawan-kawan baru. Bersama rekan seperjuangan lomba, Eko diundang ke Istana Presiden. Dia pun disediakan akomodasi di hotel mewah di bilangan Kuningan, Jakarta ketika menghadapi persiapan lomba. “Saya nggak kuat kalau tinggal di hotel. 

AC di kamar dingin. Padahal saya harus menghafal,” kenang Eko. Meskipun begitu, Eko mengaku merasa senang mendapat pelayanan cukup mewah dari panitia. Padahal sehari-harinya Eko menjalani hidupnya bersahaja.

Sejak lahir sampai SMP, Eko tinggal di Pontianak. Layaknya anak-anak, Eko pun mengalami masa nakal. Dia mengaku sering kabur-kaburan jika saatnya mengaji. “Waktu kecil, boleh dibilang saya buta huruf soal bahasa Arab. 

Dari kecil sampai SMP, bacaan shalat saja belum lancar. Justru saya mulai mengenal pendidikan agama Islam yang lebih dalam ketika saya sekolah di Pesantren Gontor,” kenang Eko.

Sejak di Pesantren Gontor itulah, ketekunan Eko mempelajari ajaran Islam kian meningkat. Apalagi Eko lebih senang belajar secara verbal dan menghafal ketimbang dalam bentuk penalaran dan eksak. Lulus setingkat SMU dari Pesantren Gontor, Eko melanjutkan pendidikan tinggi ke UNISBA. Di tempat inilah dia mulai mengenal adanya lomba hafalan hadits. Eko mengaku terpacu mengikuti lomba setelah tahu bahwa ada temannya yang berhasil mengikuti lomba pada tahun 2008. 

Sekira Januari 2009, Kedutaan Besar Arab Saudi mengirim surat undangan perlombaan ke UNISBA. Akhirnya Eko pun mencoba memenuhi undangan tersebut. “Bagi saya, mempersiapkan lomba menghafal hadits lebih susah. Di sini ‘kan hadits kebanyakan berbahasa Indonesia. Berbeda dengan al-Quran yang kini sudah banyak medianya,” kata Eko.

Lantaran setiap waktu sibuk bergaul dengan hadits, otomatis Eko bisa menghafal sampai 2.500 hadits. Tentu ini sebuah prestasi yang luar biasa, khususnya di kalangan remaja. Eko adalah sosok yang istimewa di antara remaja pada umumnya yang kebanyakan berprestasi dalam bidang-bidang populer. 

Karenanya, Eko berharap anak muda lainnya mau juga ikut mengembangkan pengetahuannya di bidang ilmu agama Islam, khususnya dalam ilmu al-Quran dan al-Hadits. “Mungkin anak muda sekarang jarang ya menghafal hadits. Tapi memang butuh proses untuk mengenal dan mendalaminya. 

Saya saja mengenal lebih jauh saat di pesantren. Yang saya tahu, anak muda itu tipenya nggak suka disuruh. Mereka kebanyakan lebih ingin melihat hasilnya. Kalau disuruh, biasanya kan memberontak,” jelas Eko saat ditanya cara memotivasi remaja agar senang mendalami ilmu agama Islam. « [teks & foto: yogira]

Boks
Biodata
Nama Lengkap
Eko Prasetyo Murdi Utomo
Lahir
Pontianak, 17 Maret 1986
Pendidikan Terakhir
Semester 7, Fakultas Syariah Universitas Islam Bandung
Hobi
Membaca
Orangtua
Eddi Susilo SE & Muraini Syahidan [alm]
Tokoh Favorit
Muhammad Saw
Cita-cita
Imam masjid besar
Motto Hidup
mulia atau mati syahid
Prestasi

19-21 Juni 2009: Juara 3, Hafalan Hadits Tingkat Nasional, Musabaqah Amir Sultan bin Abdul Aziz Alu Suud ke 3, [Jakarta]
27-29 Desember 2009: Juara 1 Hafalan Hadits Tingkat ASEAN, Musabaqah Amir Sultan bin Abdul Aziz Alu Suud ke 2 [Jakarta]

SUMBER:

1 comment:

  1. eko jika bisa jadi takhassus hadits saja. tingkatkan hapalannya

    ReplyDelete