Pages - Menu

Novelis Gila Mesir: Jilbab Tidak Berdasar dari Quran dan Sunnah

Satu lagi orang keblinger yang kepingin melaksanakan pepatah nyeleneh Arab, "Kalau mau terkenal kencingilah sumur Zam-zam".
Seorang novelis Mesir bernama Muhammad Safaa Amir mengatakan bahwa jilbab hanyalah tradisi dari suku pedalaman Arab yaitu suku Badui dan menegaskan bahwa busana yang menutup aurat tersebut tidak ada dasarnya di dalam Al-Quran dan As Sunnah.

Muhammad Safaa Amir menyampaikan pendapat nyelenehnya itu disebuah simposium organisasi yahudi yang berkedok sosial kemanusiaan Rotary Club, meskipun dirinya sendiri memahami dan mengetahui bahwa banyak perempuan di negaranya Mesir yang mengenakan pakaian menutup aurat bahkan mengenakan cadar untuk menjaga kesucian tubuhnya, namun ia merasa tidak ada masalah dengan pendapatnya itu.
Mengutip pernyataan yang konon berasal dari Syaikh Muhammad Abu Zahra, seorang ulama kontemporer sejaman dengan Syaikh Muhammad Syaltut mantan rektor Al-Azhar, Amir mengatakan bahwa Syaikh Muhamamd Abu Zahra tidak pernah meminta gadis atau wanita untuk mengenakan jilbab.

Sebelumnya, sebuah laporan yang disiarkan oleh kanal televisi Mesir yang berbahasa Perancis-Arab , menyatakan bahwa sekitar 8o persen wanita Mesir mengenakan jilbab, bahkan sekitar 20 persennya mengenakan cadar yang menutup wajah baik di sekolah maupun di universitas.

Novelis Mesir ini menyatakan juga bahwa pemikirannya itu telah diadopsi oleh sebagian kalangan di Mesir kecuali yang berpaham Wahabbi. Ia mengatakan: "Pemikiran Wahabbi telah berhasil menembus Al-Azhar, lembaga keagamaan yang besar di Mesir, sangat disayangkan saat ini Al-Azhar dijalankan oleh pemikiran Wahabbi ini, tidak seperti di era tahun 60-an dulu."(fq/imo)

SUMBER:

No comments:

Post a Comment