Pages - Menu

Detik-detik Menjelang Pembantaian di Mavi Marmara

 Seorang relawan memberi kesaksian soal detik-detik menjelang pembantaian di Mavi Marmara

REPUBLIKA.CO.ID,ALGER--Meskipun anggota dari berbagai delegasi di atas kapal-kapal armada perdamaian memastikan bahwa masa pemisah dan konfrontasi telah sangat dekat, namun pembicaraan yang terjadi difokuskan pada kemungkinan dimulainya api konfrontasi bersamaan dengan awal dini hari Senin. Kami telah menerima instruksi dari Komandan Misi Kemanusiaan, Boland Yildirim, dari atas kapal utama Mavi Marmara, akan pentingnya memastikan keselamatan kaum perempuan dan orang tua dengan menempatkan mereka di lokasi aman di atas kapal dan bersiap untuk segala kemungkinan, yang bisa jadi memerlukan pembelaan diri. Pembicaraan difokuskan pada bahaya yang akan terjadi pada jam-jam berikutnya.

Berlawanan dengan persepsi yang populer tentang kemungkinan pelaksanaan intervensi dari militer Israel menjelang tengah malam, kami menerima informasi kemungkinan Israel mempercepat intervensi militer sebelum kapal-kapal armada kemanusiaan tiba di perairan regional. 

Begitu selesai shalat isya’ di atas kapal, tepatnya pada pukul 20.45, kapten kapal Turki Mavi Marmara, kapal utama armada kebebasan, memberitahukan kepada kami telah menerima kontak tidak dikenal yang meminta memperkenalkan identitas kapal, dan benar kami dapat melihat sejumlah kapal perang di depan mata menuju ke arah armada kebebasan.

Kapten kapal Turki Mavi Marmara menjawab panggilan tersebut dengan mengungkapkan identitas kapal dan tujuan yang sudah ditetapkan untuk itu. Menit-menit seakan berjalan sangat lama. Semua merasa pentingnya situasi dan pada saat yang sama merasakan ancaman bahayanya. Konfrontasi menjadi tak terelakkan.

Tidak ada waktu di hadapan armada kemanusiaan ini kecuali hanya beberapa menit saja. Kami memastikan itu melalui aksi militer Zionis Israel yang menyabotase komunikasi kapal-kapal armada. Begitu menjawab panggilan pertama, sambungan komunikasi terputus dari pihak militer Israel.

Beberapa saat kemudian suara-suara di atas kapal armada kebebasan mulai menegang dan genting. Pembicaraan berkisar tentang tekad militer Israel melaksanakan aksinya di perairan regional internasional. Para pemimpin delegasi di atas kapal-kapal armada berbicara mengenai ancaman nyata.

Kapal Mavi Marmara yang memimpin paling depan mengenali gerakan yang tidak wajar. Para pembimbing di atas kapal meminta para penumpang, yang tidak lain adalah para aktivis solidaritas kemanusiaan yang berasal dari lebih 40 negara, untuk bersiap-siap dengan kesiagaan penuh menghadapi insiden apapun.

Kami menulis baris-baris kalimat ini, memastikan kami dapat melihat kapal-kapal militer Israel mengepung armada kebebasan dari dua sisi. Armada kebebasan menerima perintah untuk memutus semua cara komunikasi dengan anggota delegasi di atas kapal.

Kami mulai merasakan menurunnya kecepatan kapal dalam upaya cerdas awak kapal untuk mengulur lebih banyak waktu dalam menunggu munculnya sinar matahari dan mengatasi situasi di siang hari bolong, daripada menghadapinya di kegelapan malam, sebagaimana diinginkan militer Zionis Israel untuk melakukan itu.

Abdul Latif Balkaim, wartawan saksi pembantaian

SUMBER:

No comments:

Post a Comment